Cerpen "blood love"
Di sore hari yang mendung itu,
Caisya sedang duduk sambil menatap beberapa botol dan kantong berisi darah. Caisya
memang memilki kebiasaan yang tidak lazim,
siswi kelas 3 SMP ini sanagt suka mengumpukan darah, kemudian mengoleksinya, ia
bahkan sering melukai dirinya sendiri hanya untuk memuaskan hasratnya terhadap darah.
Hobi ini memang aneh untuk
sebagian orang. Banyak teman-teman dan orang disekitarnya yang bertanya tentang
hobi aneh ini padanya. Tapi ia selalu menjawabnya dengan senyuman. Karna sebenarnya
ia pun tak tau kenapa ia suka mengoleksi darah. Bahkan karna hobi anehnya ini ia
sering diejek oleh teman-temannya, mereka bilang Caisya adalah drakula. Meski
begitu Caisya tidak sedikitpun mengubris ejekan teman-temanya. Karna dia tau,
dia tidaklah sendiri, Adrian sahabat karibnya sejak kecil juga merupakan pecinta darah seperti dirinya.
Tapi ialah yang memulainya.
Adrian…?? Tiba-tiba batin Caisya
bertanya tentang nama itu, sudah beberapa hari ini, ia tidak bertemu dengannya,
karna sedang libur sekolah, ia pun tidak pernah mampir kerumah Adrian karna setiap
ia kesana pembantunya selalu bilang Adrian sedang tidak di rumah. Dan setiap Caisya
menelpon, Adrian tidak pernah menjwab telponnya, sms pun gak pernah di balas.
Batin Caisya kembali bertanya. “kemana perginya, anak itu..??”.
Tiba-tiba,
Caisya, Caisya, Caisya… “huh… itu suara itu lagi” batin CAisya. Tiga hari terakhir ini Caisya sering terganggu oleh
suara ini. Suara yang sepertinya sangat ia
kenal, tapi Caisya tak tau siapa pemiliknya. Tapi, emang dasar Caisya itu orangnya
cuek. Ia biarkan saja suara itu memanggilnya, karna ia tak pernah percaya akan hal
gaib.
Adrian
dating dengan dengan dua gelas jus mangga kesukaannya. Caisya sangat senang,
karna ia benar-benar rindu dengan sahabat karibnya ini. Adrian duduk disamping Caisya
dan langsung berkata “Sya, ini akan jadi hari terakhir kita minum jus mangga bersama”.
“A…apa maksudmu ?” Caisya penasaran. “aku akan pergi Sya, pergi jauh ! aku akan
pergi dan mungkin tak kembali” jawab Adrian dengan pandangn kosong. Belum sempat
caisya bertanya lagi, Adrian melanjutkan petanyaannya “kenapa kau tak penah mendengarkanku?”,
Caisya menjawb dengan nada tak terima “apa maksud mu ? aku selalu mendengarkan
mu !”. “tidak Sya, tidak ! tiga hari terakhir
ini, kau tak penah mengengarkan aku lagi”. Itulah kata-kata terakhir
Adrian sebelum ia terbangun karna aksi kitto yang melompat dan mengeong cukup keras.
Kucing kesanyangannya itu hampir saja menumpahkan koleksi-koleksi darahnya. Hufh…
cumin mimpi Caisya... kata Caisyamenenangkan dirinya sendiri. Tapi dalam hati Caisya
bertanya, apa maksud mimpi tadi ? apa maksudnya Adrian akan pergijauh ? apa maksudnya
aku tak pernah mendengakannya ? bukankah sebaliknya !gerutu Caisya.
Untuk
mencairkan suasana hatinya, ia menuju kamar. Rencananya sih, mau buka fb. Tak lupa
sebelum masuk kamar Caisya memesan segelas jus mangga kesukaannya pada bi Nah, pembantunya.
Baru
saja Caisya log in di fb nya. Ia kembali dikejutkan oleh lagu the climb milik Miley
Cirus, yang menjadi nada dering hpnya. Tanpa ragu ia mengambil hpnya, berharap
Adrian yang menelepon. Tapi ia kemudian ragu saat melihat layar hpnya
“tanteLita”. Tantelita ? tumben banget tante Lita nelpon ? tante Lita adalah
mama Adrian. Kemudian dengan sedikit ragu, ia menekan tombol hijau di hpnya.
Hallo… tanteLita ? ada apa ya tante ? tumben banget nelpon ? Tanya Caisya sambil
menunggu jawaban. Bukannya jawaban yang di dapat Caisya, tapi ia malah mendengar
suara tangis yang terisak memanggil namanya dan Adrian. “caisya, caisya… Adrian,
Adrian, caisya…. Jantung caisya berdegup kencang, berharap semua akan baik-baik
saja. Kemudian caisya bertanya dengan penuh kecemasan. “adaapatante ? apa yang
sebenarnya terjadi ? dimana Adrian ?”. caisya mendengar suara tangis di
seberang semakin menjadi, ia bahkan tidak mendengar dengan baik apa yang
dikatakan suara di seberang sana. Ia malah menutup teleponnya, kemudian segera menstater
motornya menuju rumah sahabatnya Adrian. Caisya memacu motornya dengan kecepatan
tinggi, spidometer motornya menujukanangka 110 km/jm. Caisya tidak peduli dengan
keselamatannya saat ini, ia hanya ingin pertanyaannya tentangapa yang terjadi segera
terjawab.
Dari
kejauhan terlihat banyak orang berada di rumah Adrian, hatinya semakin kuat bertanya,
saat ia melihat bendera kuning. Dan beberapa
teman sekolahnya yang ada di situ sambil menangis.Tiba-tiba ada rasa perih dan sakit
tak tertahankan di dalam dadanya ketika ia melihat karangang bunga bertuliskan
“selamatjalan Adrian Nugraha, semoga kautenang disisinya”. Seketika itu caisya lari
menuju taman Bunga tempat favoritnya dan Adrian. Ia kemudian menangis sekeras kerasnya
dan sejadi-jadinya.Ia masih belum percaya Adrian sahabat yang paling mengertinya
sudah tidak ada. Sahabat yang selalu menemaninya, sahabat yang begitu perhatian
padanya. Sahabat yang membuatnya merasakan arti cinta. Karna Caisya jatuh cinta
pada sahabatnya Adrian kini telah meninggalkannya sendiri.
Belakangan
Caisya tau, kalau Adrian adalah korban pembunuhan. Ia dibunuh oleh ayah erin,
pacarnya. Ayah erin berdalih Adrianlah
yang kurang ajar karna ingin mengambil darah tangan anak gadisnya. Caisya mengerti
kenapa Adrian melakukan itu, Adrian tak pernah bermaksud jahat, ia hanya ingin “mengoleksi”
hanya itu. Tapi iamalah di bunuh dan mayatnya di temukan tiga hari setelah kematiannya.
Mayat Adrian di simpan oleh keluarga erin di loteng rumahnya. Sungguh malang nasib
sahabatnya itu.
Dan
sejak kematian Adrian, Caisya menjadi semakin misterius, ia selalu terlihat murung.
Ia sangat menyesal karna telah membuat Adrian mencintai darah seprti dirinya.
Dan ia menyesal tidak pernah menggungkapkan persaannya pada Adrian, dan malah merelakanya
untuk Erin, yang malah membunuhnya.
Comments
Post a Comment